KLARIFIKASI DAN
PROKLAMASI ANTI SUAP
By : Agung Dwi Wibowo
Sebelum
memulai bahasan tentang klarifikasi dan proklamasi, maka saya awali dulu dengan
sedikit cerita tentang beberapa rentetan atau kronologi kejadian yang menjadi
titik tolak pengambilan sikap yang “BERBEDA” dari pengalaman saya pribadi. Semua
yang akan saya kemukakan merupakan suatu pendapat subyektif dari saya, jadi
jika ada yang menilai saya tidak obyektif dalam menilai permasalahan ini, maka
benar adanya.
Saya mulai
terjun ke masyarakat secara langsung, semenjak saya pulang kembali ke desa,
setelah beberapa tahun saya pergi untuk menempuh pendidikan di kota Malang.
Pada awalnya
saya tidak mengetahui, bahwa kondisi yang berkaitan dengan suap menyuap ini
begitu menggurita di tanah kelahiran saya. Segala sesuatu begitu terasa jauh
dari idealisme yang saya pegang. Semua idealisme yang saya dapatkan, baik dari
hasil belajar di pesantren maupun masjid tempat saya tinggal selama kuliah, begitu
kental terasa bertolak belakang dengan realita yang terjadi dimasyarakat dimana
saya dilahirkan. Kondisi semacam ini, tentu saya sangat memprihatinkan,
terutama bagi saya pribadi, putra Asli Sekarsari, dimana bukan hanya saya dan
ayah yang lahir disini, tetapi, kakek, buyut dan canggah (sebatas yg saya
ketahui sampai canggah)dilahirkan dan dikebumikan di desa ini.