Dengan adanya revitalisasi desa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki,
baik berhubungan pada potensi bidang pendidikan, kesehatan, sosial maupun
ekonomi. Potensi merupakan suatu keadaan yang terdapat pada suatu daerah dimana
keadaan tersebut dapat dikembangkan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan terhadap daerah itu sendiri
Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan
memanfaatkan potensi lingkungan (sumber daya alam, sumber daya manusia,
sejarah, makna, keunikan lokasi, dan citra tempat) dengan mengedepankan prinsip
partisipatif dan mandiri sehingga masyarakat sasaran bukan hanya sebagi obyek,
melainkan juga bagian dari subyek pemberdayaan.
Mengembangkan wilayah dengan mengedepankan potensi
lokal yang dimotori oleh partisipasi masyarakat supaya mampu memberikan manfaat
secara signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup. Masyarakat desa atau
komunitas marjinal.harus dapat memetakan potensi lokal yaitu
dalam empat bidang :
1. Bidang
Pendidikan. Bidang pendidikan merupakan salah satu motor untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat, baik melalui pendidikan formal, informal maupun
non-formal. Bentuk program dapat berupa pendampingan belajar anak SD/SMP/SMA
dengan materi akademik atau pembelajaran pengembangan diri. Program bimbingan
belajar anak di luar sekolah, dengan mengutamakan pengembangan aspek
kreativitas anak. Program Taman Pendidikan Al Quran (TPA/TPQ) yang berbasis
pada masyarakat dan masjid. Pendidikan informal kepada masyarakat, seperti
pelatihan sulam pita, pelatihan pengelolaa sampah, pelatihan membuat makanan
olahan, pelatihan pengentasan gizi buruk, pelatihan motivasi untuk orang
tua/wali akan kesadaran terhadap pendidikan, dan pengembangan kompetensi guru
pada sekolah mitra supaya nilai pengembangan pola pendidikan siswa semakin
baik.
2. Bidang
Ekonomi. Bidang ekonomi memiliki tolok ukur adanya penghasilan keluarga
tambahan yang diperoleh dari hasil proses pendampingan. Setidaknya terdapat
beberapa tahapan hingga masyarakat mampu memiliki penghasilan tambahan bagi
keluarga, yaitu proses penyadaran akan potensi dan kebutuhan mereka; proses
pembekalan (peningkatan kapasitas) dan pendampingan;misalkan :
a.
Home industi : proses pengembangan (tahap produksi);
proses uji kelaikan produk (labeling, branding, pendaftaran BPOM/PIRT/Label
Halal); proses uji coba pemasaran; dan proses pemasaran produk dan penguatan
jaringan. Walaupun demikian, proses ini tidak mutlak harus melalui lima tahapan
di atas secara urut. Proses pembangunan kesadaran menjadi tahapan yang paling
penting karena tahap ini akan memacu ide dan partisipasi masyarakat
b.
Pertanian dan perikanan : Sebagai
desa yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa hasil pertanian dan perikanan
, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta mengurangi pengangguran yang
ada. Komoditas pertanian yang ada di Desa banyak sekali diantaranya padi,
palawija, dan sayuran sedangkan pada perikanan diantaranya Ikan mas, nila,
lele. Komoditas-komoditas tersebut dipasarakan di pasar-pasar terdekat sehingga
untuk penyaluran hasil-hasil produksi pertanian tidak membutuhkan biaya yang
lebih untuk transportasi.
3. Bidang
Kesehatan. Bidang kesehatan dapat bersifat dua hal, yaitu preventif dan
kuratif. Intervensi bidang kesehatan yang bersifat kuratif adalah pelayanan
kesehatan secara cuma-suma (gratis). Hasil dari program ini akan diketahui
bagaimana tren penyakit dan tingkat kesehatan masyarakat. Identifikasi yang
dilakukan akan mambantu menentukan bentuk program tindak lanjut dan program
preventif untuk mengurangi dan menanggulangi tren penyakit yang ada di
lingkungan masyarakat. Bentuk program preventif dapat berbentuk sosialisasi
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan dapat
dengan cara penyusuluhan kesehatan, gizi buruk, sanitasi atau dengan model
kampanye kesehatan menggunakan poster. Salah satu aksi nyata untuk
mengembangkan kesadaran masyarakat akan kesehatan, yaitu dengan pelatihan
pengelolaan sampah, pelatihan membuat taman hijau, dan pelatihan membuat menu
sehat.
4. Bidang
Sosial. Bidang sosial masyarakat menjadi bekal dalam pengembangan community
based resource management (CBRM). Metode ini akan digunakan untuk meningkakan
kualitas hidup masyarakat berbasis potensi yang mereka miliki. Bentuk kegiatan
berupa bergabung bersama masyarakat dalam forum-forum sosial warga,
optimalisasi forum warga dalam proses internalisasi nilai dan pencapaian target
pemberdayaan, memberikan pemahaman nilai-nilai Islam bagi masyarakat, membangun
kedekatan emosional dengan warga melalui forum kultural warga, dan menyiapkan
kader pemberdayaan lokal (local community organizer).
source
http://pembangunanmasyarakatpedesaan.blogspot.co.id/2015/02/memanfaatkan-potensi-desa-yang-ada.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar