Kamis, 09 Agustus 2018

Emphati – Etika – Adab Dalam Berdangan


Emphati – Etika – Adab Dalam Berdangan


Manusia adalah makhluk dengan akal pikiran, rasa (perasaan), Emosi (nafsu) dan insting yang melekat dalam dirinya semenjak dilahirkan. Bekal ini adalah bawaan lahir manusia secara normal. Semua unsur tersebut dibutuhkan oleh manusia, untuk bekal dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di dunia. Saat terjadi harmonisasi dan keseimbangan diantara untsur unsur tersebut, maka kedamaian dan ketentraman akan menyelimuti manusia tersebut, akan tetapi bila terjadi ketimpangan, yang biasanya berupa dominasi salah satu unsur atas unsur lainnya, maka yg terjadi adalah keresahan, kepanikan, kekhawatiran, rasa sakit, tidak nyaman dan lain sebagainya.


Berdasarkan bekal bawaan manusia di atas, maka dalam hubungan sosial, dibutuhkan adanya aturan, tata krama, adab yang harus di taati dan dilaksanakan oleh manusia, jika menginginkan adanya hubungan yang harmonis dalam lingkungan sosialnya. Karena manusia apabila menglaami ketimpangan atau ketidak harmonisan berbagai unsur bawaan dalam dirinya, akan memiliki kecenderungan untuk menimbulkan konflik dalam hubungan sosialnya.

Dalam hal perdagangan, ada adab atau tata krama bagi manusia, yang harus di taati bila menginginkan adanya kedamaian dalam hubungan sosialnya. Karena perdagangan bukan sekedar jual dan beli, bukan sekedar menawar dan terjadi akad. Akan tetapi lebih dari itu, kita mencari keberkahan dalam perdagangan yang kita laksanakan.

Beberapa tahun yang lalu, ada seseorang (sebut saja Budi) menawarkan kepada saya sebidang tanah, dia datang ke rumah dan menjelaskan maksut kedatangannya, dia beritahukan lokasi tanahnya, strategis, dipinggir jalan, ada pohon jati, dll. Dan kebetulan saya tahu lokasinya, saya minat dan ingin membelinya, dalam fikiran saya, terbesit kata “perkiraan harganya -/+Rp.150jt.” Kemudian kami melanjutkan obrolan, di tengah obrolan yg terjadi, Budi memberitahukan kepada saya bahwa tanah ini Sudah di tawar seseorang (Sebut saja Ali) sebesar Rp.130jt. tapi Budi mengatakan ke Ali belum bisa memberikannya dengan harga itu.

Mendengar penuturan Budi, saya terdiam dan sejenak kemudian menyatakan blm berminat. Tapi belum berminat disini bukan berarti saya benar benar tidak berminat, akan tetapi sesuai penuturan Budi, tanah ini masih dalam taraf tawar menawar antara Budi dengan Ali.

Ali menawar Rp.130jt dan Budi belum memberikannya, kata kata belum bisa memberikannya ini berarti tanah tersebut masih dalam proses transaksi, karena kata “Belum” artinya masih ada kemungkinan “Bisa/Jadi” transaksinya. Meskipun saya bisa menyanggupi lebih tinggi dari harga yang ditawarkan oleh Ali, tapi saya tidak berminat untuk merusak transaksi antara Budi dan Ali. Karena memang adab jual beli seperti itu tidak diperbolehkan. Dalam Islam, menawar barang yang sedang di tawar oleh saudara kita itu tidak dibenarkan. Kecuali jika Budi sudah menyatakan Tidak terhadap Ali, maka kemungkinan saya berani mengajukan penawaran.

Inilah adab yang harus kita jaga, kita pertahankan, karena keberkahan dalam proses transaksi jual beli atau perdagangan yang kita lakukan juga dipengaruhi oleh prosesnya.

Pada kesempatan lain, saya menjumpai proses jual beli barang antara seorang pedagang dengan pembeli, yang kebetulan saya juga memiliki barang tersebut dan bisa memberikan harga yang lebih murah dari yg ditawarkan penjual tadi, tapi saya diam dan tidak menyela proses transaksi yg mereka lakukan. Karena meski saya bisa memberikan harga yg lebih murah, adab dan etika dalam berjualan sepertri itu tidak diperkenankan dalam Islam.

Yang terbaik adalah kita tetap fokus dengan barang dagangan kita, dengan harga yg telah kita tetapkan, tanpa mencampuri proses transaksi orang lain ataupun mengurusi harga yg di tetapkan oleh orang lain. Karena setiap pedagang memiliki pertimbangan tersendiri dalam menetapkan harga barang dagangannya.

Adab adab seperti ini yg harus kita jaga jika kita menghendaki keharmonisan dan keberkahan dalam perdagangan yg kita lakukan.

Semoga sedikit coretan ini bisa bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome to my village

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Blog ini kami dedikasikan untuk perkembangan dan kemajuan desa kami tercinta : DESA SEKARS...